Antara Orang Cerdik dan Orang Lemah
Mutiara Hadits - No Comments » - Posted on April, 28 at 2:19 pm
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ
نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَاْلعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا
وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ
“Dari Syaddad bin Aus, Nabi SAW
bersabda, “Orang yang cerdik adalah orang yang mampu mengendalikan hawa
nafsunya dan menyiapkan diri untuk hari akhirat. Sedangkan orang yang
lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berandai-andai
kepada Allah.” [Hadis Hasan riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Hendaknya kita bercermin kepada hadis di
atas, menjadi orang yang cerdik, pandai mengelola kepribadian diri
dengan mengendalikan hawa nafsu untuk mendapatkan kualitas kemuliaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat. Nabi SAW mendeskripsikan bahwa
setiap muslim hendaknya bijaksana, hawa nafsu yang ada pada dirinya
merupakan ujian dari Allah SWT yang harus digunakan untuk kebaikan,
jangan diperturutkan untuk sesuatu yang dilarang Allah SWT, jangan
menjadi budak syetan yang senantiasa ingin menjerumuskan manusia muslim
sehingga menjadi temannya di neraka.
Kecerdikan itu tercermin pada evaluasi
yang senantiasa dilakukan seorang muslim, apakah langkah kehidupannya
sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah ataukah bertentangan dengan
kehendakNya? Sayidina Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Evaluasilah
dirimu sebelum kamu dievaluasi [di hari akhirat]”.
Orang yang cerdik senantiasa menggunakan
kesempatan dengan semua hal yang bermanfaat, tidak ada kesia-siaan yang
menghiasi hari-harinya. Tidak menunda-nunda kesempatan kebaikan dengan
berandai-andai seraya mengatakan, “Suatu hari nanti saya akan berbuat
baik” atau “Nanti ketika usia tua saya mau bertaubat”.
Seperti dijelaskan oleh Nabi SAW,
berandaiandai adalah ciri orang yang lemah, lemah keimanannya, selalu
memperturutkan hawa nafsu dengan menahan kebaikan dan melanggar
larangan.
Allah SWT menyerukan kepada kita untuk
mempersiapkan hari esok, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS. Al
Hasyr: 18]
Fiqh Hadits
· Dorongan untuk menjadi muslim yang cerdik dan kuat · Hawa nafsu
merupakan bentuk ujian bagi setiap muslim yang harus dikendalikan agar
sesuai dengan kehendak Allah SWT. · Anjuran untuk meninggalkan sikap
malas, dan menggunakan kesempatan untuk kehidupan akhirat. · Kesuksesan
akhirat tergantung kepada sejauh mana seseorang dapat mengendalikan hawa
nafsunya.
عَنْ
شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar